Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan September 2019 tercatat turun sedalam -0,49 persen, dari 104,65 pada bulan Agustus 2019, menjadi 104,14. Dari sisi indeks yang diterima petani (It) tercatat turun sedalam -0,88 persen sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami penurunan yang lebih dangkal, yaitu -0,39 persen.
Dilihat menurut subsektornya, penurunan indeks NTP pada bulan September 2019 tercatat pada dua subsektor, yaitu pada subsektor peternakan sedalam -1,68 persen, disusul subsektor tanaman perkebunan rakyat -1,07 persen. Sedangkan subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan setinggi 1,19 persen, disusul subsektor perikanan dan hortikultura, masing-masing sebesar 0,19 persen dan 0,13 persen.
Dalam penghitungan indeks harga konsumen (inflasi) perdesaan, pada bulan September 2019, Provinsi Bali tercatat mengalami deflasi sedalam -0,63 persen, searah dengan kondisi secara nasional yang tercatat mengalami deflasi perdesaan sedalam -0,73 persen.
Dari 33 provinsi amatan penghitungan indeks konsumsi rumah tangga petani (perdesaan) bulan September 2019, tercatat sebanyak 26 provinsi mengalami deflasi dan 7 provinsi yang tercatat mengalami inflasi. Deflasi terdalam tercatat di Provinsi Sumater Barat (-1,24 persen) dan terdangkal di Maluku Utara (-0,12 persen). Sementara itu, inflasi tertinggi tercatat di Gorontalo (1,40 persen) dan terendah di Provinsi Papua (0,01 persen).