Pada bulan Februari 2022 Provinsi Bali (Gabungan Kota Denpasar dan Kota Singaraja) tercatat mengalami deflasi sedalam 0,44 persen yang ditunjukkan dengan penurunan Indeks Harga Konsumen (tahun dasar 2018=100) dari 107,74 (2018=100) pada Januari 2022 menjadi 107,27 pada Februari 2022. Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) Februari 2022 sebesar 0,59 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2022 terhadap Februari 2021 atau YoY) tercatat setinggi 2,02 persen.
Deflasi terjadi karena penurunan harga barang/jasa konsumsi masyarakat yang ditunjukkan oleh turunnya IHK pada empat kelompok pengeluaran. Empat kelompok pengeluaran yang tercatat mengalami deflasi yaitu: kelompok IV (perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga) sedalam 2,41 persen; kelompok I (makanan, minuman, dan tembakau) sedalam 1,43 persen; VI (transportasi) sedalam 0,28 persen; dan kelompok II (pakaian dan alas kaki) sedalam 0,12 persen. Lima kelompok pengeluaran tercatat mengalami inflasi yaitu kelompok XI (perawatan pribadi dan jasa lainnya) setinggi 1,79 persen; kelompok VIII (rekreasi, olahraga, dan budaya) setinggi 1,38 persen; kelompok VII (informasi, komunikasi, dan jasa keuangan) setinggi 0,05 persen; kelompok V (kesehatan) setinggi 0,03 persen; dan kelompok III (perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga) setinggi 0,02 persen. Sementara itu, dua kelompok pengeluaran lainnya tercatat tidak mengalami perubahan indeks atau stagnan yaitu kelompok IX (pendidikan) dan kelompok X (penyediaan makanan dan minuman/restoran).
Dari 90 kota IHK, tercatat 53 kota mengalami deflasi dan 37 kota mengalami inflasi. Deflasi terdalam tercatat di Kota Tanjung Pandan (Kepulauan Bangka Belitung) sedalam 2,08 persen. Jika diurutkan dari deflasi terdalam, maka Kota Denpasar menempati urutan ke-24 dan Kota Singaraja menempati urutan ke-9 dari 53 kota yang mengalami deflasi.